Sabtu, 31 Maret 2012

MENGEMBANGKAN KECERDASAN ANAK MELALUI BERMAIN


A.    MASA EMAS PERKEMBANGAN KECERDASAN MANUSIA

Montessori dalam Seldin menyatakan bahwa pada rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan sosio emosional pada anak usia dini.[1]

Anak usia dini berada dalam masa keemasan disepanjang rentang usia perkembangan manusia. Montessori halam Hainstock, mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitif. Yaitu, selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus (rangsangan) dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya. Montessoti juga mengatakan, bahwa usia keemasan merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi (rangsangan) dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka ini terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespons dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola prilakunya sehari-hari.[2]  

B.    MEMAHAMI TENTANG ANAK

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan, anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara ilmiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.[3]

C.    ANAK BUKAN ORANG DEWASA MINI

Montessori berpendapat, anak tidak seperti orang dewasa, mereka terus menerus berada dalam keadaan pertumbuhan dan perubahan, dimana pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Seorang anak senang sekali belajar, selalu ingin tahu dan mencoba. Seorang anak mampu menyerap hampir semua yang dipelajari dari lingkungannya. Anak belajar banyak melalui gerakan-gerakan, ia membutuhkan kesempatan untuk bergerak, bereksplorasi, belajar melalui alat indranya. Anak harus bebas bergerak dan memilih kegiatan yang disenanginya. Orang dewasa tidak boleh memaksakan anak untuk belajar sesuatu, dan tidak mengganggu apa yang sedang dipelajari anak.[4]

D.    BERKEMBANG

Seorang anak dikatakan berkembang bila terdapat perubahan-perubahan sebagai berikut : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak aktif menjadi aktif, dsb.

Masa usia dini merupakan masa yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa masa anak usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.

Perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat kualitatif yaitu berfungsi tidaknya organ-organ tubuh. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan perubahan yang bersifat saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru.


E.     KREATIF

Karakter anak kreatif:
Ø  Kelancaran dalam memberikan jawaban atau menemukakan pendapat atau ide-ide,
Ø  Kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif dalam memecahkan masalah,
Ø  Keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan beberapa idea atau karya yang asli hasil pemikiran sendiri,
Ø  Elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide atau aspek-aspek yang mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain,
Ø  Keuletan dan kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak menentu.
Cirri anak berbakat :
Ø  Mempunyai rasa ingin tahu,
Ø  Senang mengajukan pertanyaan,
Ø  Selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.

Mayesty (1990:9) menyatakan bahwa anak-anak secara alamiah pada dasarnya kreatif, ini berarti bahwa apa yang mereka lakukan adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri bahkan juga berguna bagi orang lain. Anak-anak secara alamiah adalah sosok yang kreatif, umumnya mereka mengeksplorasi dunia ini dengan ide-ide yang cemerlang dan bahkan menggunakan apa yang mereka lihat dengan cara-cara yang alami dan asli. Kreativitas berarti memiliki kekuatan atau kualitas untuk mengekspresikan diri dengan cara anak sendiri,mereka selalu megadakan perubahan yang dilakukan setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka sendiri. Pada dasarnya kreativitas bersifat alamiah yang sudah ada dalam diri anak. Artinya, orang lain dan lingkungan diluar diri mereka hanya perlu mendorong.[5]

F.     DUNIA ANAK ADALAH  DUNIA BERMAIN

Dunia anak adalah dunia bermain, dengan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indera-indera tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan seperti apa diri mereka sendiri, menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya. Lewat bermain fisik anak akan terlatih, kemudian kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.

Manfaat bermain :
Bermain sangat bermanfaat bagi perkembangan kecerdasan otak anak. Bermain dapat membantu anak untuk mengenali dirinya dan lingkungan di sekitarnya. Namun, tetap saja orang tua harus mengawasi proses bermain anak memberikan pengarahan  yang sekiranya perlu. Hal itu akan membuat anak-anak lebih memahami permainan dan bertanggung jawab terhadap permainan yang di mainkan. Manfaat bermain bagi anak antara lain :

·         Melatih sensor motorik
·         Melatih koordinasi panca indera
·         Mengisi kembali energi seorang anak yang telah melemah
·         Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anak
·         Mengurangi kecemasan anak dengan mencoba mengekspresikan berbagai dorongan impulsifnya dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan
·         Bermain amat penting bagi perkembangan kognitif seorang anak dengan melatih kemampuan adaptasi dengan lingkungannya dalam suasana yang menyenangkan
·         Mengintegrasikan fungsi belahan kanan dan kiri otak anak secara seimbang



ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Alat permainan edukatif adalah alat bermain yang dapat melakukan kegiatan rangsangan dan dorongan memperlancar perkembangan berbagai potensi anak dan dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas. Alat permainan edukatif merupakan media yang dapat digunakan untuk menstimulasi kecerdasan anak.



Cara memilih mainan yang edukatif
v  Pilihlah mainan yang dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk.
v  Pilihlah mainan yang berfungsi menambankan berbagai aspek perkembangan kecerdasan.
v  Pilih mainan yang aman untuk dimainkan, baik dari bahan pembuatannya, penggunaan cat, dan lain-lain.
v  Pilih mainan yan membuat anak terlibat secara aktif.
v  Pilih mainan yan sifatnya konstruktif.
v  Pilih maianan edukatif yang fungsinya multiguna sehingga dapat mengembangkan lebih dari satu aspek perkembangan.
v  Pilih permainan yang melatih problem solving.
v  Pilih mainan yang melatih konsep-konsep dasar seperti mengenal bentuk, warna, ukuran dan motorik.
v  Pilih mainan yang melatih ketelitian dan ketekunan.
v  Pilih mainan yang merangsang kreatifitas.

Sumber alat permainan edukatif:
Ø  Produksi pabrik
Ø  Bahan alam
Ø  Bahan limbah

Bahaya timbal (timah hitam) :
Ø  Dapat menyebabkan keracunan kronik pada otak dan pembuluh darah/syaraf tubuh, kandungan timbale yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya penurunan perkembangan intelegensia dan rentan terhadap ketidak seimbangan sistem syaraf tubuh.
Ø  Dapat menyebabkan penyakit pernafasan dan pencernaan akut, unsure timbale berisiko tinggi merusak kerja system metabolisme tubuh (ginjal, hati) serta menyebebkan infeksi pada sistem pernafasan.
Ø  Dapat menyebebkan melemahnya kerja zat-zat pembangun tulang tubuh anak, hal ini dapat merusak sruktur kandungan tulang tubuh anak pada masa pertumbuhannya, sehingga berpotensi menyebabkan kerapuhan tulang (osteophorosis).

 


[1] Nurani Sujiono Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, PT. INDEKS Jakarta 2009, hal-2
[2] Ibit, hal-54.
[3] Ibit, hal-6
[4] Ibit, hal-107-1
[5] Nurani Sujiaono Yuliani dan Sujiono Bambang, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, PT. INDEKS Jakarta 2010, hal-38-39.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar