Montessori dalam Seldin menyatakan bahwa
pada rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan (the golden
years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima
berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik
dan psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.
Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan
perkembangan anak secara individual. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar
pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan
sosio emosional pada anak usia dini.[1]
Anak usia dini berada dalam masa
keemasan disepanjang rentang usia perkembangan manusia. Montessori halam
Hainstock, mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitif. Yaitu, selama
masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus (rangsangan)
dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka memahami dan menguasai lingkungannya. Montessoti juga mengatakan, bahwa
usia keemasan merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai
stimulasi (rangsangan) dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik
disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka ini terjadi pematangan
fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespons dan mewujudkan
semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola prilakunya
sehari-hari.[2]
B. MEMAHAMI TENTANG ANAK
Anak adalah manusia kecil yang memiliki
potensi yang masih harus dikembangkan, anak memiliki karakteristik tertentu
yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis,
antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka
seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat
egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara ilmiah, merupakan makhluk sosial,
unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan
masa yang paling potensial untuk belajar.[3]
Montessori berpendapat, anak tidak
seperti orang dewasa, mereka terus menerus berada dalam keadaan pertumbuhan dan
perubahan, dimana pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Seorang
anak senang sekali belajar, selalu ingin tahu dan mencoba. Seorang anak mampu
menyerap hampir semua yang dipelajari dari lingkungannya. Anak belajar banyak
melalui gerakan-gerakan, ia membutuhkan kesempatan untuk bergerak, bereksplorasi,
belajar melalui alat indranya. Anak harus bebas bergerak dan memilih kegiatan
yang disenanginya. Orang dewasa tidak boleh memaksakan anak untuk belajar
sesuatu, dan tidak mengganggu apa yang sedang dipelajari anak.[4]
D. BERKEMBANG
Seorang anak dikatakan berkembang bila
terdapat perubahan-perubahan sebagai berikut : dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak aktif menjadi aktif, dsb.
Masa
usia dini merupakan masa yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa masa anak usia dini merupakan masa
perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak
memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan
karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir
selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah
berhenti untuk belajar.
Perkembangan
adalah suatu perubahan yang bersifat kualitatif yaitu berfungsi tidaknya
organ-organ tubuh. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan
perubahan yang bersifat saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis
dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana
cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya.
Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses
latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat
untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu
memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang,
dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena
adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan
perilaku baru.
E. KREATIF
Karakter anak kreatif:
Ø Kelancaran
dalam memberikan jawaban atau menemukakan pendapat atau ide-ide,
Ø Kelenturan
berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif dalam memecahkan
masalah,
Ø Keaslian
berupa kemampuan untuk menghasilkan beberapa idea atau karya yang asli hasil
pemikiran sendiri,
Ø Elaborasi
berupa kemampuan untuk memperluas ide atau aspek-aspek yang mungkin tidak
terpikirkan atau terlihat oleh orang lain,
Ø Keuletan
dan kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak menentu.
Cirri anak berbakat :
Ø Mempunyai
rasa ingin tahu,
Ø Senang
mengajukan pertanyaan,
Ø Selalu
ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Mayesty (1990:9) menyatakan bahwa
anak-anak secara alamiah pada dasarnya kreatif, ini berarti bahwa apa yang
mereka lakukan adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri bahkan juga
berguna bagi orang lain. Anak-anak secara alamiah adalah sosok yang kreatif,
umumnya mereka mengeksplorasi dunia ini dengan ide-ide yang cemerlang dan bahkan
menggunakan apa yang mereka lihat dengan cara-cara yang alami dan asli.
Kreativitas berarti memiliki kekuatan atau kualitas untuk mengekspresikan diri
dengan cara anak sendiri,mereka selalu megadakan perubahan yang dilakukan
setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka sendiri. Pada dasarnya kreativitas
bersifat alamiah yang sudah ada dalam diri anak. Artinya, orang lain dan
lingkungan diluar diri mereka hanya perlu mendorong.[5]
F.
DUNIA
ANAK ADALAH DUNIA BERMAIN
Dunia anak adalah dunia bermain, dengan
bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indera-indera
tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa diri mereka
sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan seperti apa diri mereka sendiri,
menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar kapan harus
menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya.
Lewat bermain fisik anak akan terlatih, kemudian kognitif dan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.
Manfaat bermain :
Bermain sangat bermanfaat bagi
perkembangan kecerdasan otak anak. Bermain dapat membantu anak untuk mengenali
dirinya dan lingkungan di sekitarnya. Namun, tetap saja orang tua harus
mengawasi proses bermain anak memberikan pengarahan yang sekiranya perlu. Hal itu akan membuat
anak-anak lebih memahami permainan dan bertanggung jawab terhadap permainan
yang di mainkan. Manfaat bermain bagi anak antara lain :
·
Melatih sensor motorik
·
Melatih koordinasi
panca indera
·
Mengisi kembali energi
seorang anak yang telah melemah
·
Mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan anak
·
Mengurangi kecemasan
anak dengan mencoba mengekspresikan berbagai dorongan impulsifnya dengan cara
yang dapat diterima oleh lingkungan
·
Bermain amat penting
bagi perkembangan kognitif seorang anak dengan melatih kemampuan adaptasi
dengan lingkungannya dalam suasana yang menyenangkan
·
Mengintegrasikan fungsi
belahan kanan dan kiri otak anak secara seimbang
ALAT PERMAINAN EDUKATIF
Alat permainan edukatif adalah alat
bermain yang dapat melakukan kegiatan rangsangan dan dorongan memperlancar
perkembangan berbagai potensi anak dan
dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas. Alat permainan
edukatif merupakan media yang dapat digunakan untuk menstimulasi kecerdasan
anak.
Cara memilih mainan yang edukatif
v Pilihlah mainan yang dapat digunakan dalam berbagai cara,
maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi
bermacam-macam bentuk.
v Pilihlah mainan yang berfungsi menambankan berbagai aspek perkembangan kecerdasan.
v Pilih mainan yang aman untuk dimainkan, baik dari bahan
pembuatannya, penggunaan cat, dan lain-lain.
v Pilih mainan yan membuat anak terlibat secara aktif.
v Pilih mainan yan sifatnya konstruktif.
v Pilih maianan edukatif yang fungsinya multiguna sehingga dapat
mengembangkan lebih dari satu aspek perkembangan.
v Pilih permainan yang melatih problem solving.
v Pilih mainan yang melatih konsep-konsep dasar seperti
mengenal bentuk, warna, ukuran dan motorik.
v Pilih mainan yang melatih ketelitian dan ketekunan.
v Pilih mainan yang merangsang kreatifitas.
Sumber alat permainan edukatif:
Ø Produksi
pabrik
Ø Bahan
alam
Ø Bahan
limbah
Bahaya timbal (timah hitam) :
Ø Dapat
menyebabkan keracunan kronik pada otak dan pembuluh darah/syaraf tubuh,
kandungan timbale yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya penurunan
perkembangan intelegensia dan rentan terhadap ketidak seimbangan sistem syaraf
tubuh.
Ø Dapat
menyebabkan penyakit pernafasan dan pencernaan akut, unsure timbale berisiko
tinggi merusak kerja system metabolisme tubuh (ginjal, hati) serta menyebebkan
infeksi pada sistem pernafasan.
Ø Dapat
menyebebkan melemahnya kerja zat-zat pembangun tulang tubuh anak, hal ini dapat
merusak sruktur kandungan tulang tubuh anak pada masa pertumbuhannya, sehingga
berpotensi menyebabkan kerapuhan tulang (osteophorosis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar